Gerhana Matahari dan Bulan
Gerhana Matahari dan Bulan dalam Islam
(Muhammad Rusnadi, S.Ag)
وَمِنْ
آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا
لِلشَّمْسِ وَلا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ
كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang,
matahari, dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula)
kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu
hanya kepada-Nya saja menyembah. (al-Fushshilat;
37)
Pengertian
Gerhana Matahari dan Bulan
Gerhana matahari dan bulan menurut Islam menyimpan arti, makna dan
hikmah untuk umat manusia. Dalam pandangan Islam, kehadiran gerhana menjadi
cara Allah untuk menunjukkan kekuasaan-Nya kepada umat manusia.
Menurut Al
Quran, gerhana tidak dijelaskan secara eksplisit. Alquran hanya menyebut dalam
Surat Yunus Ayat 5 yang menegaskan bahwa Allah yang membuat matahari bersinar
dan bulan bercahaya dengan ditetapkan manzilah sebagai tempat peredaran untuk
keduanya.
هُوَ
الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ
لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا
بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (Q.S. Yunus;5)
Dengan ketentuan itu, manusia diharapkan tahu bilangan tahun dan
perhitungan untuk waktu. Itu menjadi tanda-tanda kebesaran Tuhan bagi
orang-orang yang mengetahuinya.
Bila Al quran tidak menyinggungnya secara eksplisit, tetapi
persoalan gerhana dijelaskan secara jelas dalam hadits.
Nabi Muhammad Saw pernah bersabda yang kemudian dimuat dalam hadis
Al Bukhari Nomor 1043 dan Muslim Nomor 915.
"Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua ayat (tanda)
dari ayat-ayat Allah (yang tersebar di alam semesta). Tidak akan terjadi
fenomena gerhana matahari dan bulan karena kematian seseorang atau karena hidup
(lahirnya) seseorang. Apabila kalian melihat (gerhana) matahari dan bulan, maka
berdoa dan shalat kepada Allah sampai (matahari atau bulan) tersingkap
lagi."
Sahabat Rasulullah Abu Musa Al Asya'ari pernah mengatakan bahwa
Nabi Muhammad pernah bersabda bila Allah memberikan rasa takut kepada hambanya
dengan tanda-tanda berupa gerhana. Maka, bila kamu melihatnya, segera
berdzikir, mengingat kebesaran Tuhan, berdoa dan meminta ampun.
Bukan fenomena alam biasa
Sabda nabi tersebut mengingatkan kepada kita bahwa fenomena gerhana
matahari dan bulan bukanlah peristiwa alam biasa. Kehadiran gerhana mengandung
arti, makna dan hikmah serta pesan-pesan tersendiri kepada umat Islam dan
manusia di bumi.
Dalam suatu peristiwa yang disampaikan melalui hadis, Rasulullah
Muhammad Saw sampai berdiri dan khawatir bila fenomena gerhana menjadi
tanda-tanda datangnya hari akhir atau kiamat.
Dalam Kitab Fathul Bari dengan hadits nomor 2519 dijelaskan bahwa
fenomena alam gerhana adalah peringatan akan datangnya suatu azab kepada umat
tertentu. Maka dari itu, umat Islam diminta untuk melakukan tujuh hal ketika
terjadi gerhana, yaitu:
Sholat gerhana atau sering disebut dengan salat kusuf (gerhana
matahari) atau solat khusuf (gerhana bulan). Selain itu, umat Muslim diminta
untuk istigfar memohon ampun kepada Allah, berdoa supaya diberi keselamatan
Tuhan, menyerukan takbir sebagai tanda kebesaran Tuhan, dzikir untuk mengingat
Allah, shodaqoh, dan memerdekakan budak.
Makna hikmah gerhana
Mari kita memetik arti, makna dan hikmah gerhana, baik matahari
maupun bulan. Dari penelusuran teks-teks Islam terkait dengan gerhana, dapat
disimpukan bahwa ada beberapa hikmah yang bisa dipetik dari fenomena alam
gerhana.
Pertama, ingat akan kebesaran Allah. Itu
ditunjukkan dengan shalat khusuf, dzikir dan berdoa. Dengan sholat, dzikir dan
berdoa selama gerhana berlangsung, umat Islam akan ingat akan tanda-tanda dan
kebesaran Tuhan sebagai pencipta jagad semesta.
Kedua, ingat dosa-dosa. Ingat, gerhana
juga menjadi pertanda alam bahwa akan terjadi bencana atau marabahaya. Untuk
itu, umat Muslim diminta untuk istigfar atau memohon ampunan kepada Allah.
Ketiga, kagum pesona ciptaan Allah. Selain
istigfar, umat Islam diminta untuk mengumandangkan takbir yang berbunyi
Allahuakbar, artinya: Allah maha besar.
Dulu, orang takut dengan gerhana dengan bersembunyi di bawah kolong
tidur dan menutup rumah rapat-rapat. Saat ini, orang-orang berfoto ria dan selfie
untuk mengabadikan gambar dan bukanlah masalah. Kegembiraan menyambut gerhana
bukan melawan arus pandangan Islam. Justru, kegembiraan itu menjadi tanda-tanda
untuk mengingat keagungan Tuhan bahwa bulan dan matahari adalah makhluk ciptaan
Allah.
Keempat, manusia bisa saling bersosial
dengan sedekah. Menurut Islam, umat Mukmin harus menggiatkan shodaqah saat
terjadi gerhana. Dengan begitu, manusia akan mendapatkan pahala dari sedekah
karena kemungkinan adanya bencana bakal datang setelah ada tanda-tanda alam
berupa gerhana. Bahkan, kita disarankan untuk memerdekakan budak. Jangan dikira
manusia modern tidak ada perbudakan. Hanya saja, bentuk dan modelnya berbeda
dengan perbudakan pada zaman Rasulullah Saw.
Gerhana bagi ibu hamil
Di kalangan masyarakat pedesaan yang masih kuat memegang tradisi,
ibu hamil dilarang keluar selama gerhana berlangsung, baik gerhana bulan maupun
matahari.Dalam masyarakat Jawa, gerhana diidentikkan dengan buta, buto atau
raksasa. Namun, dalam dunia medis atau kesehatan maupun Islam, hal itu tidak berpengaruh
pada janin atau bayi. Juga tidak berpengaruh pada ibu. Lalu apa yang seharusnya
dilakukan? Tetap beristirahat di rumah sesuai anjuran adat dan tradisi
sebetulnya tidak masalah, sembari memperbanyak istighfar, memohon ampun, sholat
sunnah gerhana, dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Semoga bermamfaat..
UNIDA Gontor, 01 Februari 2018
Komentar
Posting Komentar