Recep Thayyip Erdogan
Gaya Kepemimpinan Recep Tayyip Erdoğan
BIODATA
Recep Tayyip
Erdoğan adalah seorang politikus Turki yang menjabat sebagai Presiden Turki
sejak 2014. Sebelumnya, ia menjabat Perdana Menteri Turki sejak 14 Maret 2003
sampai 28 Agustus 2014. Ia juga seorang pimpinan Adalet ve Kalkınma Partisi.
Lahir: 26 Februari
1954 (63 tahun), Kasımpaşa, Beyoğlu, Turki
Kebangsaan: Turki
Tinggi: 1,85 m
Pasangan: Emine Erdoğan (m. 1978)
Masa kepresidenan: 28 Agustus 2014
–
Kebangkitan Turki
Pertama kalinya dalam 91 tahun, pada tanggal 10 Agustus 2014 Turki
mengadakan pemilihan umum untuk presiden. Sebelumnya, presiden selalu dipilih
oleh parlemen. Recep Tayyib Erdogan terpilih menjadi presiden Turki yang ke 12,
mengalahan dua pesaingnya Ekmeleddin
Ihsanoglu yang merupakan Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam sejak
2005 dan Selahattin Demirtas yang merupakan politisi etnis Kurdi di Turki.
Selama masa pemerintahan Erdogan, mengingatkan kembali pada Mustafa
Kemal (Ataturk). Pada tahun 1920, Ataturk
melancarkan gelombang reformasi Turki untuk menyamakan Turki dengan
Eropa. Ataturk berpendapat bahwa kedaulatan Turki di atas segalanya. Sama halnya
dengan Erdogan yang memberikan pemikiran tegas bahwa “Turki Jalan Sendiri”.
Sejak awal memimpin Erdogan sudah menyiapkan masyarakatnya untuk memiliki jiwa
merdeka dan menyakini bahwa kepentingan Turki ditentukan oleh masyarakat Turki
sendiri.
Salah satunya dibuktikan dengan keanggotaan Turki di Uni Eropa.
Pada tahun 1963, sebelum masuk menjadi anggota Uni Eropa, Turki berusaha untuk
mendaftar sebagai Anggota Masyarakat Ekonomi Eropa. Namun, negosiasi secara penuh baru berjalan
pada tahun 2005. Sulitnya Turki untuk masuk sebagai anggota Uni Eropa
dikarenakan masalah Siprus dan lambatnya reformasi di Turki. Setelah menunda
pembicaraan, pada tahun 2015 Merkel, yang akan memimpin beberapa negara anggota
Uni Eropa, menyambut keanggotaan penuh Turki.
Hal ini disebabkan membanjirnya pengungsi Suriah di negara-negara
Uni Eropa. Bisa jadi ini sudah terlambat, disaat Turki sudah menjadi negara
yang kuat, Uni Eropa baru membuka pintunya.
Hal ini lah yang membuat prospek ini ditanggapi dingin oleh Turki.
Erdogan sudah memberikan isyarat yang jelas bahwa Turki sekarang menjadi negara
kuat dan tidak lagi menjadi pengemis di depan “pintu” Uni Eropa. Kehidupan rakyat Turki, tanpa Eropa sudah
sejajar dengan mereka.
Berdasarkan teori Herman, Preston, dan Young (1996) dalam psikologi
politik gaya kepemimpinan Erdogan termasuk Independen aktif dimana fokus
perhatian pada memelihara kemampuan dan kemerdekaan yang dimiliki oleh dirinya
sendiri dan pemerintahan, di dunia yang dipersepsikan terus menerus – menerus
mencoba membatasi keduanya. Ketika Turki menjadi negeri berpenduduk muslim di
Eropa dan “dibatasi” ketika berusaha menjadi anggota Uni Eropa. Turki menentang
batas-batas tersebut dan memilih untuk fokus pada perbaikan dalam negeri
seperti pendidikan, transportasi udara serta ekonomi yang menjadikan Turki
tampil sebagai negara yang kuat, penting dan sejajar dengan negara-negara Eropa
lainnya.
Apa Rahasia dibalik Kesuksesan kepemimpinan presiden Erdogan dan
AKP Turki? Apa Sifat istimewa seorang pemimpin agar menang dalam politik dan
dicintai rakyat? Ayo kita belajar dari para pemimpin soleh, sukses, kaya dan
dermawan....
Ketua komisi penyelenggara pemilu di Turki, Sadi Güven, Kamis
(12/11/2015) Ditetapkan, AKP Terdepan dengan Raihan 317 Kursi. Güven menyatakan
bahwa Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) mendapatkan 317 kursi, Partai
Rakyat Republik (CHP) meraih 134 kursi, Partai Rakyat Demokratik (HDP)
mendapatkan 59 kursi, dan terakhir Partai Gerakan Nasional (MHP) mendapatan 40
kursi.
Dalam konferensi persnya, Güven juga menjelaskan bahwa partisipasi
rakyat dalam pemilu kali ini mencapau 84.40% di dalam negeri, dan 40.01% di
luar negeri.
Dengan kemenangan ini, sejumlah wilayah seperti Ankara dan Istanbul
tetap dikuasai AKP. Padahal sebelumnya, Erdogan dan kabinetnya didera isu
korupsi yang melibatkan anak-anak sejumlah menterinya. Aksi demonstrasi
menuntut Erdogan mundur yang berujung kerusuhan juga kerap terjadi. Apa yang
membuat rakyat Turki memilih Erdogan, seorang politisi yang disebut sebagai
Muadzin Istanbul dan partainya?.
Ini dia Rahasia Kesuksesan Presiden Erdogan dan AKP Turki
Kesederhanaan Erdogan
Erdogan, adalah lelaki sederhana kelahiran sebuah desa kecil di
Istanbul pada 26 Februari 1954 silam. Sebelum mendirikan AKP, dia adalah
pengikut Partai Refah yang didirikan Necmetin Erbakan. Pada 1994-1998, ia
menjadi Wali Kota Istanbul Raya.
Salah satu kebiasaan Erdogan sejak menjadi Wali Kota Istanbul Raya
hingga menjadi Perdana Menteri pada Mei 2003 adalah menjaga untuk selalu
berbuka puasa selama bulan Ramadhan bersama keluarga fakir miskin dengan
ditemani istri tercintanya, Emine. Dia juga berbagi makanan bersama orang
miskin dan terlihat akrab dengan mereka.
Erdogan sangat dekat dengan orang di sekitarnya. Mungkin inilah
salah satu rahasia mengapa rakyat mencintainya. Sudah lama Turki tidak memiliki
seorang yang duduk dalam pemerintahan, yang dicintai oleh rakyatnya.
Erdogan memiliki watak yang antusias dan lembut, secara singkat
mungkin kita menyebutnya "Tayyeb". Supel dalam bergaul merupakan
unsur terpenting dalam diri Erdogan. Meski tak dapat dipungkiri bahwa tubuhnya
yang ideal, tinggi dan memiliki suara yang keras, memberikan andil yang besar
ketertarikan orang kepadanya. Dia tidak hanya handal berbicara tetapi juga
seorang pendengar yang baik.
Erdogan sangat menghormati orang yang lebih tua dan orang-orang
tertentu. Dia tidak ragu-ragu mencium tangan orang-orang mulia. Erdogan menjadi
orang pertama yang memberikan kepercayaan kepada orang cacat saat pemerintah
mengabaikan mereka di berbagai bidang. Lukman Ayo, seorang tuna netra pertama
yang duduk di parlemen sepanjang sejarah Turki.
Erdogan seorang pemberani. Erdogan berani menolak konspirasi proyek
yang terjadi di kotanya dan memberikan kesempatan proyek tersebut kepada orang
lain tanpa takut terhadap media. Dia juga tidak ragu-ragu mengeksekusi villa
milik mantan Presiden Thurgut Ozal yang tidak sesuai UU.
Erdogan menegakkan dasar-dasar hukum, keadilan dan persamaan. Ini
terlihat saat dia memutuskan pelaksanaan hukuman terhadap keponakannya sendiri
yang terlibat perdagangan narkoba di Istanbul pada Februari 2010 lalu.
Uniknya, di tengah kesibukannya, Erdogan tidak pernah ketinggalan
ikut bertakziyah bagi orang Turki yang keluarganya meninggal dunia, ia bahkan
hadir dalam pemakaman. Dia juga selalu menghadiri undangan dari
organisasi-organisasi pemuda untuk bergabung dalam permainan sepak bola.
Prestasi Gemilang Erdogan
Saat menjabat Wali Kota, Erdogan sukses menanamkan sosoknya sebagai
penolong bagi orang-orang miskin dan yang membutuhkan. Ia memberikan beragam
bantuan kepada warganya. Ia juga menunjukkan dirinya sebagai orang yang taat
beragama dan menjalankan salat tepat pada waktunya. Dalam pidato dan
ceramahnya, ia selalu menyertakan dalil dari Alquran dan hadits. Erdogan juga
masih tetap tinggal di rumahnya yang sederhana di Qasim Basya. Ia menolak
pindah ke tempat lain yang layak bagi seorang Wali Kota di Istanbul.
Erdogan secara gemilang sukses memimpin kota Istanbul. Ia
mengeluarkan Istanbul dari hutang milyaran dolar menjadi keuntungan dan
investasi 12 milyar dan pertumbuhan tujuh persen. Semua ini dicapai Erdogan
berkat kecerdasan, sentuhan tangan dinginnya dan kedekatannya dengan
masyarakat, terlebih kaum buruh, karena Erdogan telah menaikkan upah buruh,
serta memberikan perlindungan dalanm bidang kesehatan dan sosial.
Persoalan terbesar yang pernah menimpa kota Istanbul mampu
diselesaikan Erdogan, di antaranya persoalan air bersih yang dialirkan ke
rumah-rumah, di mana jutaan penduduk tidak memperolehnya selama bertahun-tahun.
Sejak 1996, air bersih memancar di rumah-rumah warga yang sudah lama
mendambakan adanya mengalirnya air.
Selain itu Erdogan juga sukses mengentaskan kemiskinan, meresmikan
situs untuk melayani masyarakat untuk pertama kalinya, memperlihatkan
taman-taman umum, melestarikan lingkungan kota di kota yang ditinggali kurang
lebih seperlima penduduk Turki. Ia meningkatkan sumbangsihnya terhadap
masyarakat yang memujinya dengan apa yang menjadi kecenderungan hatinya.
Apa rahasia kesuksesan Erdogan?. “Orang-orang bertanya kepada saya
tentang sebab kesuksesan saya dalam mengentaskan kota dari berbagai persoalannya.
Maka saya katakan, kami memiliki senjata yang tidak kalian miliki. Senjata itu
adalah keimanan. Kami memiliki akhlak Islam, teladan bagi umat manusia,
Rasulullah Saw,” jawab Erdogan.
Jalan Berliku
Sukses Erdogan bukanlah karena rekayasa popularitas atau
pencitraan. Kesuksesan dalam berpolitik dan memimpin negara ia rintis dari
bawah. Jatuh bangun ia aktif di partai politik, melalui jalan berliku yang
penuh rintangan. Pada 1998, pidatonya dalam konferensi umum Partai Refah di
Kota Sard, tenggara Anatolia mengantarkannya ke penjara selama empat bulan.
Saat itu ia mengutip puisi buatan Ziya Gokalp:
Masjid adalah barak kami
Kubah adalah penutup kepala kami
Menara adalah bayonet kami
Orang-orang beriman adalah tentara kami
Tentara ini yang menjaga kami.
Pengadilan negara di Diyabarkir menghukum Erdogan 10 bulan penjara.
Setelah dijalani empat bulan dia dibebaskan. Keluar dari penjara, bersama
sahabatnya, Abdullah Gul, Erdogan mendirikan AKP dengan strategi perjuangan
yang berbeda dengan Partai Refah. AKP berdiri pada 14 Agustus 2001, jeda
beberapa bulan setelah kelompok lain mendirikan Partai Sa’adah.
Erdogan mengajukan diri sebagai calon anggota dewan pada 2002,
tetapi ditolak Kejaksaan Agung. Bahkan pada 20 Oktober 2002, Erdogan mundur
dari komite pendiri partai untuk memenuhi putusan Mahkamah Konstitusi yang
dikeluarkan untuk partai dan Erdogan. Tetapi Erdogan berpendapat tidak ada yang
melarang dirinya untuk tetap melanjutkan kepemimpinannya di partai, karena
putusan MK hanya berkaitan dengan menjadi anggota komite pendiri partai saja.
Hal ini mendorong Jaksa Agung Sabih Guened Augal untuk mengajukan gugatan ke MK
pada 23 Oktober 2002 dengan tuntutan pembubaran AKP karena dianggap tidak
menjalankan keputusan yang telah ditetapkan.
Pada November 2002, MK mengeluarkan keputusan yang memberi izin
Erdogan untuk melanjutkan kepemimpinan AKP dengan jaminan partai harus
mengajukan pembelaanya. Dengan demikian Erdogan tidak bisa menjadi anggota
dewan. Otomatis ini menghalangi dia menjadi perdana menteri walaupun partai
yang dipimpinnya memenangi pemilu. Tetapi kemudian Erdogan dan tim penasehat
hukumnya menemukan yurisprudensi, di mana pada 2001, MK juga pernah mengadili
kasus serupa. MK waktu itu membebaskan Hassan Jalal Ghozel, mantan Pimpinan
Partai an-Nahdhah.
Pada Pemilu 22 Juli 2002, AKP berhasil memperoleh 323 kursi di
parlemen. Ini adalah kemenangan besar dan luar biasa. Baru satu tahun berdiri
langsung memperoleh kemenangan. Sayang, Erdogan tidak otomatis bisa menjabat
perdana menteri akibat kasus hukumnya. Ia pun menugaskan Abdullah Gul, Presiden
Turki sekarang yang juga mantan Menlu, untuk memimpin pemerintahan dari 16
November 2002 sampai 14 Maret 2003. Pada saat larangan beraktifitas politik dicabut,
Erdogan kemudian meneriman jabatan sebagai perdana menteri.
Kesuksesan AKP merupakan sejarah baru bagi parlemen Turki, di mana
belum ada satu partai pun yang pernah berhasil memimpin pemerintahan sejak
1987. Sementara Partai Republik Rakyat, wakil kaum sekuler hanya mendapatkan
179 kursi saja.
Erdogan dengan partai barunya muncul di saat masyarakat Turki
berada dalam kondisi putus asa dan keterpurukan politik. Terkhusus lagi setelah
skandal yang ditampakkan oleh Dewan Keamanan Turki pada 2001, di mana
pemimpin-pemimpin pemerintahan pada masa itu telah melemparkan buku
perundang-undangan ke udara yang menyebabkan lenyapnya kepercayaan masyarakat
dan seluruh parpol. Pada Pemilu 2007 lalu, AKP sukses merebut 340 kursi
parlemen (61%) yang mendudukkan Abdullah Gul pada kursi presiden.
Apa yang membuat kemenangan AKP?. Tidak lain dan tidak bukan, AKP
telah membuktikan kesuksesannya selama memimpin. Pemimpin yang bersih,
sederhana dan mengakar ke rakyat, pemerintahan yang bersih dan sukses
meningkatkan perekonomian ekonomi adalah daya tarik utama warga memilih AKP.
Keteguhannya memegang prinsip Islam juga menjadi daya tarik
tersendiri pada AKP. Di tengah sekulerisme Turki yang masih menggurita dan
mencengkeram kuat masyarakat, AKP memang tidak secara lantang seperti Partai
Refah melakukan perlawanan terhadap sekulerisme dan menggantikannya dengan
Islam. Tetapi, perlahan tapi pasti, Islamisasi di Turki dijalankan. Larangan
jilbab di lembaga pemerintahan Turki pun dihapuskan. Setidaknya inilah
pelajaran dari Erdogan, Sang Muadzin dari Turki dan AKP yang bisa dijadikan
sebagai pelajaran.
SEMOGA BERMAMFAAT....
Komentar
Posting Komentar