kedondong penghancur asa
Kedondong penghancur asa
(Muhammad Rusnadi)
Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba aku
ingin menulis kisah ini, iya..ini kisahku..kisahku yang dulu pernah di
khianati, dibohongi, bahkan aku tidak sadar betapa bodohnya aku waktu itu.
cerita manusia yang baru merasakan apa itu rasa cinta lalu disakiti.
Berawal pada tahun 2012 akhir.. ya 5/6 tahun yang lalu. sudah lama
juga ternyata. aku bingung kenapa sampat saat ini aku belum bisa melupakan itu..bahkan
terasa sakit sekali jika tiba-tiba kejadian itu melintas dikepalaku.
Kita jadian pada tahun 2010 ketika itu aku liburan sekolah
(ehh..anak pondok sih hehhe) kelas 3 intensip akan beranjak ke kelas 5 (kelas 2
SMA kalo diluar). pada waktu begitu aku merasakan dalamnya perasaanku
terhadapmu dan aku yakin kaupun begitu. Walaupun aku tidak pernah tahu
bagaimana keadaan hatimu yang sebenarnya.
Kita memang tidak pernah bertemu secara langsung sebagaimana orang
lain (pacaran katanya) paling kita hanya telponan, smsan dan ketemupun jika kau
melintas apabila ingin kerumah nenekmu. dan pada akhirnya liburanku habis yang
mana aku harus kembali ketempatku menuntut ilmu yang sangat berjarak denganmu.
Bukan hanya sekolah kita yang
berjarak, bahkan kasta sekolahpun kita berjarak aku baru kelas 3 SMA sedangkan
kamu sudah anak kuliahan. Perpisahan ini sangat berat karena mengharuskan aku
tidak pulang dalam dua tahun, aku tidak tahu apakah aku sanggup menjalaninya
tanpa adanya kamu. Jalan satu-satunya hanyalah aku hanya bisa menghubungi lewat
wartel (warung telepon) itupun hanya sesekali. Awalnya sih kamu merespon
setiap teleponku, walaupun jauh aku masih tahu bagaimana kabarmu. dan kamu
harus tahu, suaramu adalah semangatku dan pelecut rasa malas yang ada dalam
diriku pada waktu itu. Namun setelah beberapa saat, setiap aku menghubungimu
tidak pernah kau angkat.. berkali-kali aku coba menghubungimu tapi hasilnya
zonk. Sampai akhirnya aku mulai putus asa dengan banyak pikiran negative
tentangmu. Sampai pada akhirnya kontakmu yang yang tersimpan di memoryku
berangsur perlahan lenyap dipikiranku.
Jangan kau sangka aku melupakanmu,
betapa rindunya aku waktu itu. Tapi apa yang bisa aku lakukan? Aku hanya bisa
termenung memikirkanmu dan mendo’akanmu, tak jarang sebelum tidur selalu aku
sempatkan menulis buku harian, disanalah aku menumpahkan kerinduanku, kutulis
puisi-puisi indah tentangmu, bahkan tidak sedikit kulukiskan indahnya wajahmu
dengan berimajinasi tentangmu. Sayang..ini sungguh berat.
Two years later
Hari ini, aku sudah sah menjadi
alumni, walaupun masih ada kewajiban untuk mengabdi selama satu tahun,
but..it’s ok..no problem itu sebagai balas jasaku terhadap tempat yang
sudah mendidikku selama 4 tahun walaupun itu tidak sebanding dari apa yang
sudah kudapat.
Hari ini aku pulang kerumah untuk
liburan selama 15 hari,. Dalam perjalanan pulang, dirimu selalu menghiasi pikiranku,
merasa senang dan bahagia karena akan bertemu dengan orang tuaku, keluargaku
dan pastinya akan bertemu denganmu setelah menahan rindu selama dua tahun. Dan
akhirnya aku sudah sampai dirumah. Hal yang pertama yang aku lakukan adalah
mencari kontakmu, aku sudah tidak sabar ingin mengabarimu bahwa aku sudah
pulang. Dan alhamdulillah kita bisa berkomunikasi walaupun hanya sebatas
telfon-telfonan, smsan, sesekali kamu melintas menuju rumah nenekmu, begitulah
cara kita melepas rasa rindu. Iya kita memang tidak pernah bertemu secara
langsung kecuali hanya sekali..dua tahun yang lalu. Dirumahmu waktu itu. Itu
tidak masalah bagiku, karena aku dan kamu sama-sama tahu bahwasanya itu tidak
baik untuk kita lakukan. Banyak hal yang sudah kita perbincangkan bahkan
mengikat janji setia walaupun itu hanya sebatas kata-kata, tapi aku percaya
itu, sangat percaya.
Liburanku sudah habis, aku harus
kembali ke pondok, untuk mengabdi disana. Ingin rasanya kerumahmu untuk pamit
secara langsung. Tapi waktu itu pas hari ibumu melahirkan adikmu..tidak
memungkinkan aku kesana, karena terkesan kurang tepat, akhirnya aku pamit hanya
lewat sms… maafkan aku..mungkin kamu marah….
Alhamdulillah..aku sudah ditempat
pengabdianku, ketika itu aku harus mengikuti diklat guru selama seminggu..tidak
boleh pegang hp selama seminggu..lagi-lagi harus dipaksa merindu.
Diklat selesai..dan kisah kita
berlanjut, hampir tiap hari kita komunikasi, kita tidak pernah bertengkar, yang
ada hanya canda, tawa, sesekali serius, bahkan keyakinanku semakin hari semakin
tumbuh terhadapmu.
Hari ini aneh, tidak seperti
biasanya, kenapa nomormu tidak bisa dihubungi? Berkali-kali kucoba tetap saja
tidak bisa. Aku tetap berbaik sangka, mungkin hpmu mati, kehabisan
battery, atau mungkin hpmu hilang.
Sudah berhari-hari aku tidak bisa
menghubungimu sehingga membuat aku galau pada waktu itu, dan pada akhirnya aku
memutuskan untuk menghubungi temen satu kostmu yang pada waktu itu adalah mak
cikmu sendiri (tante)..dan syukurnya bisa dihubungi, akhirnya aku bisa
komunikasi denganmu..kau beralasan hpmu hilang. Alhamdulillah…hpnya hilang
..untung bukan hatinya yang hilang..dan komunikasi kitapun tetap lancar walaupun
dengan hp nebeng, hehehe…but it’s ok….
Sesekali kucoba menghubungi
nomormu, eh ternyata terhubung..tapi tidak pernah diangkat..setiap kali aku
tanya kamu, dan selalu kamu bilang..”hapeku hilang”
Hari ini aneh, kamu tidak mau
bicara, sampai akhirnya setelah dipaksa akhirnya kamu bicara..aku menjadi
bingung.. why? What happens? I don’t understand…dan akhirnya aku bertanya dan
memaksamu untuk bicara dengan sejujur-jujurnya, walaupun awalnya kamu tidak
mau, tapi setelah beberapa saat, dengan spontan kamu ucap kepadaku “Bib, kita
break dulu ya, hany ingin fokus kuliah dulu, apalagi sekarang, hany lagi
sibuk-sibuknya proposal”. Tersentak aku kaget, kok gini sih..kenapa jadi
seperti ini?. Akhirnya aku berpikir panjang, kupaksa otakku untuk berpikir
jernih.lantas aku bertanya, “ sampai kapan kita break?’ kamupun menjawab
“ gak tahu sampai kapan”. Dan akupun memberi keputusan “ baiklah, jika memang
itu yang kamu mau, aku ikhlas, aku berdo’a semoga studimu lancar, dan aku
berharap kau tidak membohongiku. Tak terasa air mata menetes dipipiku walaupun
aku juga mendngarmu tersedu sedan. Sudahlah, ini sudah berakhir. Yang bisa aku
lakukan hanyalah, merelakanmu dan mendoakan yang terbaik untukmu. Aku tak tahu
apakah kisah kita akan berulang atau tidak? Walaupun hatiku masih sangat
terbuka menunggu kepulanganmu. Kasih…..selamat tinggal sayang..
Sudah dua minggu aku hidup tanpamu,
tapi rasaku tak kunjung memudar bahkan semakin mendalam. Lagi-lagi aku harus
sadar diri. Bahwa aku tercampakkan.
Sakitku semakin menjadi setelah ku
tahu bahwa kamu sudah punya kekasih baru, kakak kelasmu. Dari mana aku bisa
tahu?dari temenmu sendiri..tidak ada yang tahu keadaanku waktu itu kecuali aku
sendiri. Jadi selama ini dapat disimpulkan, kamu menghilangkan dirimu secara
perlahan waktu itu hanyalah tak-tikmu untuk pergi dariku.. hp hilang? Itu
bohong, kamu ingin focus kuliah dan proposal?itu bohong. Bahkan tragisnya lagi,
kamu berganti pacar yang baru lagi. Jangan kira aku tidak mengikuti jejakmu
walau hanya di media sosial. Karena aku ingin tahu, bagaimana wujudmu
sebenarnya. Dari situlah aku menilai dan menarik kesimpulan “ kamu ibarat buah
kedondong, luarnya mulus dan mengkilat, tapi didalamnya ada biji yang berduri”.
Aku sakit karena kamu tinggalkan tanpa sebab waktu itu, sekarang kau timpakan
aku dengan penghianatanmu yang kamu rencana dengan baik dan apik.
Jujur, sampai sekarang, aku masih
ogah dan enggan melihatmu…aku tidak tahu sampai kapan rasa sakit ini akan
hilang.
UNIDA Gontor
Kamis malam, 02 Februari 2018
Komentar
Posting Komentar